Kebudayaan itu luas mencakup beberapa macam seperti ;
Makanan khas, Objek wisata, kesenian daerah dan tradisi. Nah,disini saya akan
membahas tentang Tradisi Pantai Santolo Garut Selatan .
Tradisi
itu merupakan suatu budaya yang selalu dilakukan oleh warga-warga sekitar.
Tradisi sangat bertolakbelakang dengan Aturan Islam, padahal seharusnya tradisi
jangan disangkutpautkan dengan agama ,haram hukumnya. Selama kita tidak
men-Tuhankan, tradisi tersebut dianggap boleh.
Tradisi yang paling terkenal di
Pantai Santolo adalah Hajat Laut . Orang-orang yang terlibat dalam tradisi ini
merupakan tokoh masyarakat, ketua adat, Ketua HNSI, dan orang-orang yang
bertanggungjawab atas keberlangsungan tradisi tersebut (Mempunyai modal) seperti: Bu haji Nining, mas untung, dll.
Tradisi
ini dilakukan sejak zaman dahulu secara turun temurun hingga sampai saat ini.
Setiap tahun dilakukan satu kali
untuk memperingati upacara hajat laut. Biasanya hajat laut selalu dilakukan
pada bulan Maret/April . Tradisi ini dilakukan bukan karena ikan di laut susah
didapat, melainkan sudah ada ketentuannya.
Luar
pengkolan Mala adalah tempat dilaksanakannya tradisi tersebut , dengan cara
menghanyutkan jampanan/Larung. Di dalam Larung berisi buah-buahan,daging,
kepala kerbau hitam, baju dan selendang berwarna hijau dan merah muda ,cermin
,sisir tanduk, bubur putih, bubur merah, bubur kelapa muda , bubur kelapa tua,
rujak, roti dll.
Proses
berjalannya acara adat tersebut diawali dari
sebelum menghanyutkan larung ,warga selalu mengadakan Si Lengser yaitu
lengser mengantarkan larung dari tempat dibuatnya sampai ke lokasi upacara adat
tersebut. Disambut juga oleh anak-anak sekolah yang hadir ,memakai pakaian yang
seragam. Setelah sampai di pelelangan (
ada panggung) . Lalu di
iringi oleh Lagu-lagu Cianjuran yang dinyanyikan oleh Sinden seperti ; Almarhum
istrinya Mang Elang dari mancagahar. Setelah itu larung pun di hanyutkan .
Menurut
pengakuan salahsatu tokoh masyarakat yaitu Bapak Asidin ,beliau sudah tidak mau
lagi terlibat karena kurangnya kekompakan masyarakat dalam pengumpulan dana,
padahal ini merupakan kepentingan bersama. Pendapat beliau tradisi ini pernah berlangsung baik setiap
tahun pada masa Ketua HNSI Pimpinan Bapak Asep Taopiq –Mancagahar, karena dia
memimpin secara baik, sedangkan sekarang di bawah pimpinan Ketua HNSI Bapak
Nanang-Bandung tidak terlalu baik karena dia kurang bisa mewujudkan tradisi
nelayan.
Masalah
yang timbul karena kurangnya kebersatuan nelayan antara yang setuju dengan yang
tidak setuju , disamping itu pengusahanya yang masing-masing yang tidak peduli
akan adanya tradisi.
Kita selaku
generasi muda harus bisa menjaga dan melestarikan tradisi kita, jangan selalu
menyangkutpautkan tradisi dengan agama , selama kita tidak men-Tuhankan tradisi
tsb ,maka tidak akan ada masalah.
Narasumber : Bapak Asidin
Sarah Riswanti XI IPA 2 SMAN 5
GARUT
assalamualaikum teh boleh tanya-tanya lebih mengenai hajat laut di pantai santolo?
BalasHapus